Jumat, 04 Februari 2011

Ruangan Rahasia di Piramid Giza

Piramida Giza diduga menyimpan dua ruangan tersembunyi yang belum ditemukan. Kedua ruangan tersebut berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan perabotan pemakaman.
Dugaan itu disampaikan Jean-Pierre Houdin, peneliti piramid dari Perancis, setelah mempelajari data seorang ahli sejarah Mesir dari Amerika Serikat, Bob Brier, yang digabungkan dengan simulasi tiga dimensi (3D) yang dibuatnya. Penelusurannya tersebut memberi petunjuk mengenai kemungkinan adanya dua ruangan rahasia di jantung bangunan besar itu.
"Saya yakin ada dua ruangan depan dalam piramida besar itu dan saya ingin menemukannya," katanya seperti dikutip situs Discovery News. Piramida Giza yang juga disebut Khufu atau Cheops sesuai penguasa yang membangunnya saatitu merupakan piramida tertua dan terbesar.
Kedua ruangan di dalam piramida tersebut diperkirakan sebagai tempat penyimpanan perabot yang digunakan pada kehidupan di alam baka oleh Firaun Khufu yang juga dikenal sebagai Cheops oleh orang Yunani. Menurut Houdin, petunjuk keberadaan ruangan depan itu didapatnya berdasarkan adanya ruangan serupa di Piramida Snefru, ayah dari Khufu. Oleh karena itu, kemungkinan besar rancangan yang sama juga dipakai di Piramida Giza.
Selain itu, balok-balok yang berada di tembok selatan ruangan sang raja di Piramida Giza mengindikasikan sebuah jalan yang terabaikan yang diduga menuju ke ruangan rahasia dan digunakan para peserta upacara pemakaman sebagai jalan keluar dari piramida.

Jubah Tembus Pandang

Jubah tembus pandang, seperti yang dipakai Harry Potter, sebentar lagi jadi kenyataan. Jubah baru ini bisa membuat objek yang ditutupinya tak terlihat oleh mata.Jubah dibuat dari dua potong kristal kalsit, mineral berwarna putih atau tak berwarna yang biasa terdapat dalam batu gamping. Kedua potong kristal tersebut ditempel dengan aturan tertentu.
Kalsit sangat bersifat anisotropik, sifat yang membuat cahaya yang datang akan diteruskan ke sudut yang berbeda dari cahaya yang masuk dari sisi lain. Dengan menggunakan dua kalsit, para peneliti dapat membelokkan cahaya di sekitar objek padat yang diletakkan di antara kristal.
Di dalam kedua kristal kasit itu ada celah berbentuk segitiga siku-siku. "Apa pun yang Anda letakkan di bawah celah ini tak akan tampak dari luar," kata George Barbastathis dari MIT.
Jubah buatan Massachusetts Institute of Technology dan SMART Centre dari Singapura ini tidak seperti jubah-jubah serupa yang pernah dikembangkan. Jubah-jubah lama hanya dapat membuat benda-benda menghilang di bawah sinar dengan panjang gelombang yang tak tampak oleh manusia.
Jubah lain hanya dapat menghilangkan benda-benda mikroskopis. Jubah baru ini dapat bekerja dengan cahaya yang terlihat oleh mata manusia dan dapat menyembunyikan objek yang cukup besar.
Jubah tembus pandang ini masih punya kekurangan. Salah satu contohnya adalah hanya bekerja maksimal di bawah cahaya hijau. Para peneliti sengaja mendesain dengan warna hijau karena, selain kalsit hanya bisa dikonfigurasi pada gelombang cahaya tertentu saja, mata manusia sangat sensitif terhadap warna hijau. Demikian jelas Barbastathis.
Selain itu, efek menghilang ini hanya tampak jelas dari sudut tertentu. Jika dilihat dari sudut berbeda, objek akan tampak kembali.
Meskipun demikian Barbastathis merasa percaya diri kalau timnya atau peneliti lain akan membuat jubah yang lebih baik dalam waktu dekat.
Ia juga yakin kalau jubah seperti ini akan punya penggunaan. "Di Boston ada banyak persimpangan jalan dengan sudut yang tajam. Saat melihat lampu lalu lintas, mungkin Anda akan bingung apakah lampu itu untuk jalan Anda atau jalan lain. Dengan jubah ini, kita bisa sembunyikan lampu lalu lintas yang lain sehingga pengendara tidak bingung," jelas Barbastathis.